Shorts of Salsa Akira

Halo, guys!  Selamat siang, salam kenal semua. Welcome to salshaakira.blogspot.com. Blog ini diketik pada pukul 11.31 WIB, Dengan ditemani kompilasi sound yang easy listening dan super chill. Perkenalkan nama lengkapku, Salsabilla Amany Putri Kirani. Aku biasa dipanggil Salsa, Billa, Caca, Sabil, dsb. Name stageku berawal dari nama Kirani sebagai model + photogenic kecil pada tahun 2010-2011. Tapi, start berkarya mulai dari saat masih duduk di bangku R.A. sampai dengan Sekolah Dasar sebagai Penghafal Asmaul Husna, wanita yang suka menggambar & mewarnai sekaligus juru ketik dan perancang komik. Ketikan ini dibuat saat Salsa Akira sudah berusia dua puluh satu tahun. Dimana cukup terlambat untuk menjelaskan mengenai diri di saat persaingan dunia semakin menjadi-jadi. Ditilik dari kegiatan kesehariannya, Salsa Akira begitu mendalami dunia seni. Meski da banyak rupa gejolak yang dialami seperti pasang surut arus kehidupan, Salsa Akira bahkan sampai saat ini masih aktif sebagai penulis m

Manusia Percaya Apa Yang Mereka Percaya


Pukul 19.39, KAI Brawijaya.
Mengetik dengan kondisi mengantuk, ingin ngemil tapi sudah bersiwak, ditambah pikiran berkalut yang meminta dituangkan.

Long time no see, haa! Setelah naskah 'Kegagalan Bukan Akhir Dari Segalanya' rilis, kini kembali menerbitkan tema baru yang lebih fresh. Dan semoga kalimatnya dapat berakhir dengan tenang, tanpa ngalor-ngidul.

By the way, sebelum lanjut bolehkah Akira bertanya sedikit mengenai kabarmu? Apa kamu makan baik serta menjalani lini kehidupan ini dengan rasa senang?

Akira terlalu ingin tahu, hehe. Atau lebih tepatnya aku berusaha peduli seperti Akira memperlakukan diri sendiri sedemikian rupa.

Tulisan Akira sama sekali tidak bermaksud menyebarkan aib atau bahkan menyinggung pihak manapun, maka darinya Akira selalu berusaha memastikan untuk tetap berhati-hati terhadap setiap kata maupun kalimat yang akan dituangkan. Dalam arti lain, Akra juga sedang belajar bertumbuh sama seperti kamu di sini. Oleh karena itu, setiap respon yang Akira terima pasti akan sangat bermanfaat untuk Akira jangka panjang.

Disclaimer: Tulisan ini diperuntukkan untuk kepentingan self-reminder penulis. Jadi apabila terdapat kesalahan kosakata maupun kalimat kurang berkenan, mohon dimaklumi.

Selamat Membaca!


------------------------------------------------------- ++++ -------------------------------------------------------------

Apa kamu percaya pada penafsiran mimpi? Seberapa sering kamu memercayainya?
Seberapa sering kamu mencari kebenarannya?
Dan seberapa sering kamu termenung meratapi realita?

Well, satu tahun telah berlalu. Bongkahan mimpi itu kian merambat bak kepingan puzzle non utuh. Dalam tempo waktu satu bulan ada sekiranya dua sampai tiga mimpi abstrak dengan lokasi sama, atau bisa dikatakan vibesnya nyaris serupa.

Tidak tahu. Aku sama sekali enggan tahu. Meski rasanya aneh, aku tetap berlagak tidak melihat, mendengar, dan menghirup apapun.

Sebelumnya kejadian ini sempat terjadi, hampir setiap malam waktu tidur. Apa yang salah dengan bermimpi? Jawabannya, jelas tidak ada.

Aku paham diary kedua ini mungkin akan berakhir sedikit fiksi berbaur mistis klasik bagi sebagian kaum yang memercayainya.

Seperti slogan andalanku bahwa, "Manusia Percaya Apa Yang Mereka Percaya."

Oleh karenanya, tema ini dilangsungkan rilis pada malam hari. 

Lalu, apa kaitannya dengan mimpi? Ada. Simplenya, latar belakang waktu saat bermimpi selalu bersahabat dengan malam. Gelap. Sunyi. Asing.

Intinya, seperti itulah. Aku pun bingung nyaris gila jika tidak cepat-cepat bangkit ke realita. Otak maupun kepalaku memang tidak mampu diandalkan untuk menjabarkannya, namun jiwaku paham.

Dia menerjemahkan segala bahasa yang tidak kumengerti untuk aku mengerti. Menerjemahkan segala dimensi yang tidak kupercaya bisa tampak, menjadi tampak berguna. Mungkin---perlu tenggang waktu, kataku sarkas kepada pemikiran lemot.

Jadilah, aku mengetik pada situasi semula. Bedanya, kini perutku justru keroncongan.

Soal pertanyaan tadi, aku serius bertanya padamu. Jika berkenan, sila jawab di ruang diskusi (komentar). Hitung-hitung kita bisa saling berinteraksi secara sehat.

Dari kecil menurut skala kepintaran otakku, aku terbiasa dengan sesuatu yang berbau mistis meski kenyataannya aku manusia biasa. Tentu, memilki apapun yang disebut kelebihan jelas ditolak. Rasanya seperti kamu dikutuk demi sebuah misi perdamaian dunia atau bahkan jiwa.

Meski tidak semua bisa percaya, lucunya jiwaku merespon kebalikan bahwa aku percaya ada pesan tersirat dalam mimpi tersebut. Aku berkata, perlu waktu untuk memahami kepingan puzzlenya.

Bertemu orang dikenal, namun tempatnya begitu asing. Ragaku tidak mengenali, tentu saja.

Dari sekian mimpi yang terekam, adakah yang membuatku terkesan. Jelas ada, yaitu ketika aku berada di sebuah ruas jalan dengan dingin malam sebagai nuansanya, aku berdiri di sana berniat mencari angin segar namun sial bertemu insiden tidak menyenangkan.

Sosok itu berparas jangkung dengan setelan serba hitam. Kutebak, mungkin ada putihnya apabila dia berbalik menghadapku. 

Ini bukan cerita novel, kuingatkan mungkin akan berakhir sedikit fiksi ke sana. Aku gila.

Saking penasarannya sampai nekat browsing tempat apa itu. Mencoba mencocoklogikan yang ada di mimpi, karena menurut intuisiku bukan bertempat Indonesia.

Alhasil tidak berselang lama, aku pun menemukannya, Gotcha! 
 
Hongkong. 

Ragu sekali aku mengetikkan namanya. Apakah ini petunjuk takdir?
Sesaat kuingat, aku pernah menghabiskan buku bacaan bertemakan How to Building Bussiness in Hongkong.


Hm. Semakin digojlok untuk terus penasaran, ya. Dan diantara banyak keraguan tersebut, hanya ada satu yang menurutku sudah pasti. Namun, belum tentu menurutmu demikian.

"Manusia percaya apa yang mereka percaya."
Jangan lupa apa slogan setianya.

Oke, mari kita berhenti. Karena aku harus terlelap demi menjaga sistem kekebalan imun. Tentunya, aku tidak ingin mati mudah mengorbankan liver hanya demi sebuah konten. Aku sengaja menargetkan ketikan ini selesai sebelum pukul sembilan malam. 

Terimakasih untukmu yang berusaha mampir. Terimakasih telah membaca diary ini. Dariku. 

Semoga harimu berakhir menyenangkan!
Sampai jumpa di Malang, 
Sepuluh jam dari sekarang ♡.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shorts of Salsa Akira